nusakini.com--Terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya rupanya menarik daerah lain untuk menggali ilmu lebih mendalam. Pelajari tindak lanjut penutupan lokalisasi di Kota Surabaya. Bertempat di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Pemerintah Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah kunjungi Kota Surabaya, Kamis (28/12). Sebanyak 8 Peserta rombongan diterima oleh M. Taswin, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kota Surabaya 

  Umi Azizah Wakil Bupati Tegal, selaku kepala rombongan menyampaikan Kota Tegal berada di titik tengah wilayah Trans Jawa yang membuat Kota Tegal menjadi titik jenuh pemberhentian para pengemudi antar pulau. Umi menjelaskan, hal itu yang melatar belakangi adanya beberapa lokalisasi di Tegal. Pada 2017 ini total 5 lokalisasi yang telah di tutup oleh Pemkab Tegal. 

  Hal tersebut, lanjut Umi yang membuat Pemkab Tegal ingin mempelajari lebih dalam mengenai tindak lanjut penutupan lokalisasi di Surabaya, baik untuk Pekerja Seks Komersil (PSK) maupun untuk warga terdampak. ia berharap seteah adanya kunjungan ini, pihaknya dapat menerapkan hal tersebut di Kabupaten Tegal. 

  Menurut M. Taswin, Kota Surabaya memiliki 6 lokalisasi besar, salah satunya Dolly yang merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. menurutnya, perputaran uang di Dolly setiap harinya bisa mencapai 1 Triliun, sehingga pada saat penutupan banyak terjadi pro kontra di masyarakat.  

  M. Taswin menjelaskan, setelah penutupan lokalisasi Pemerintah Kota secara rutin mengadakan pelatihan ketrampilan dan kewirausahaan untuk para PSK maupun warga terdampak di daerah Lokalisasi sehingga mereka dapat memulai usaha. selain pelatihan, Pemkot juga memberi sarana olah raga seperti lapangan Futsal, serta kegiatan positif lainnya seperti Dolly Night Run, Dolly Fest, dll. Taswin menambahkan, Peran Forum Pimpinan Daerah (FORPIMDA) juga sangat membantu dalam tindak lanjut penutupan lokalisasi tersebut.(p/ab)